Selasa, 10 Februari 2009

Drug race dokar


CILACAP, (Cimed) – Dua dokar (delman, red) saling susul satu diantara yang lain, mereka saling beradu kecepatan agar finish terdepan. Itulah gambaran persaingan balapan kendaraan tradisional dalam rangkaian memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 63 yang dikemas dalam “Drug Race Dokar”. Balap dokar yang digelar, Rabu (27/8) di lapangan eks Batalyon diikuti 30 kuda dari Cilacap, Banyumas dan Purbalingga.


Lomba yang memperebutkan total hadiah Rp 5 juta tersebut terbagi menjadi dua kelas yakni kelas A dan B. Kelas A merupakan kelas bergengsi yang diikuti kuda-kuda hasil perkawinan silang antara kuda lokal dan kuda Australia. Sedang kelas B diikuti oleh kuda-kuda lokal. Setiap kuda yang bertarung dilengkapi dengan dokar dan kusir (jockie, red) serta pembantu.


Pada kelas A, jarak yang ditempuh 3 x 500 meter. Sementara kelas B race yang dilombakan menempuh jarak 2 x 500 meter.


Dibanding pacuan kuda, drug race dokar ini memiliki keunikan dan tantangan lebih besar. Keunikannya terletak pada adu sprint kuda yang menarik dokar. Dalam drug race kuda yang ditandingkan pun hanya dua. Tak seperti arena pacuan kuda yang beradu berbarengan 8 hingga 12 ekor kuda.


Selama perlombaan, kuda-kuda Cilacap diantaranya dari Jatikusuma Stable dan Avco Stable tampak mendominasi. Kuda-kuda asal Banyumas, Purbalingga sepertinya tak mampu mengimbangi keperkasaan kuda-kuda tuan rumah.


Pada kelas A, kuda Philip dari Cilacap dengan kusir Ari berhasil meraih juara setelah pada grand final mengalahkan kuda Putra Muslim asal Cilacap dengan kusir Basiran. Sementara tempat ketiga diduduki juga diraih kuda asal Cilacap, Joko Bodo dengan kusir Kasan.


Dikelas local B, kuda putri dengan kusir Ugi meraih tempat pertama setelah pada grand final mengalahkan lawannya kuda Bagus Adine dengan kusir Maskudi. Ditempat ketiga diraih kuda Reseh dengan kuda Ali. Kelas B seluruhnya disabet kuda dari Cilacap.

Tidak ada komentar: