Rabu, 27 Mei 2009

PRODUK KUKM TIDAK KALAH DENGAN PRODUK LUAR NEGERI PDF Print

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) mampu memproduksi berbagai jenis produk berbahan baku dari kulit yang tidak kalah dengan produk luar negeri, baik dari segi kualitas kulit, kualitas jahitan produk, maupun modelnya
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Menteri Negara dan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Guritno Kusumo, mewakili Mennegkop dan UKM pada pembukaan pameran Leather & Leather Product Women In Style (Pameran kulit dan produk kulit serta wanita dalam gaya) di Jakarta Convention Center, Rabu (30/8).

"Inilah upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan memacu kreatifitas, inovasi dan daya saing produk yang dihasilkan KUKM, khususnya kulit dan produk penyertaannya," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2000-2004, ekpor kulit Indonesia mengalami peningkatan rata-rata 42,88%. Tahun 2000 mencapai nilai 1.225 juta dolar AS dan meningkat menjadi 3.106 juta dolar AS pada tahun 2004.

Dari data tersebut juga didukung dengan perkembangan pasar produk kulit di Jerman yang merupakan negara tujuan ke-enam ekspor Indonesia dengan peran 2,89% dari total ekspor.

Pameran yang berlangsung dari 30 Agustus sampai 3 September 2006 tersebut diadakan setiap tahun, dan melalui kegiatan tersebut diharapkan mampu memberdayakan KUKM khususnya yang memproduksi kerajinan dan barang-barang yang mempunyai potensi untuk terus dikembangkan, bahkan lebih baik lagi sampai dengan tingkat ekspor.

Sementara itu, Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kemenkop dan UKM, Sri Ernawati yang didampingi Asistennya, Priyadi, mengatakan, pameran merupakan salah satu bentuk pemasaran sebagai upaya peningkatan sumber daya UKM.

Harapan Erna, pameran tersebut dapat mendorong disain dan produk Indonesia, sehingga di tahun mendatang disain dan produk kulit Indonesia dapat lebih baik lagi.

Salah satu upaya untuk mendapatkan disain produk yang baik, dalam pameran ini juga diadakan lomba desain dan produk. “Sampai saat ini sudah ada 32 peserta lomba disain, dan 12 peserta lomba produk yang diperkirakan pesertanya akan lebih banyak lagi, ” katanya menambahkan.

Membaca Buku Jadikan Manusia Pintar dan Cerdas

Mengembangkan perpustakaan umum diluar jalur pendidikan, ditambah ketersedian buku bacaan baik sebagai bacaan umum, bacaan populer maupun buku pelajaran yang memadai, tidak saja akan mendorong capaian kemajuan ilmu pengetahuan masyarakat tapi juga meninggikan derajat manusia, mendorong pembentukan manusia pintar dan cerdas.

"Sebagai penyelenggara Pemerintahan Kota Bandung, Saya minta Camat termasuk 151 Lurah yang ada di Kota Bandung, secara bertahap segera melakukan percepatan terbentuknya perpustakaan-perpustakaan umum diwilayahnya masing-masing sekaligus mensosialisasikan pemanfaatannya kepada masyarakat," tandas Wali Kota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi saat mencanangkan program wakaf buku dalam peresmian penggunaan kantor baru Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Pusarda) Kota Bandung, Jalan Pelajar Pejuang 45 Nomor 8 Bandung,Senin (25/05/09).

Acara ditandai pemberian bantuan dari Pemkot Bandung, masing-masing 1 rak buku dan 100 eksemplar buku kepada Kelurahan Darwati, Garuda, Maleer, Cijawura dan Pasirwangi. Sedangkan dari Bapusarda Jabar masing-masing 1.000 buku dengan 250 judul kepada Kelurahan Darwati, Garuda dan Cimencrang.

Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dalam kesempatan ini mewakafkan 6 judul buku sebanyak 21 exemplar, disusul kemudian, pengusaha penerbit Lubuk Agung anggota IKAPI Jabar, Asril Das (300), ketua Dewan pertimbangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung, H Herman Mochtar (100), Kepala Dinas Damkar, Priyo Subandono (100), Kadisdik, H Oji Mahroji (62), Ketua MUI Miftah Faridl dan Ketua IKAPI Jabar, H Anwarudin. Dada menuturkan, program wakaf buku merupakan solusi untuk mencukupi kebutuhan masyarakat terhadap bahan bacaan. Karenanya terkait program wakaf buku, direncanakan, setiap pegawai di lingkungan pemkot, mulai pejabat struktural sampai pelaksana ikut ambil bagian. Pejabat eselon II minimal wakaf 4 buku, Eselon III (3) Eselon IV(2) dan pelaksana (1).

"Kepada seluruh aparatur pemkot saya berharap, tidak sekadar ikut berpartisipasi dalam program. Aparat juga harus memiliki budaya baca yang tinggi. Program wakaf buku kedepan, saya harapkan juga mampu memberdayakan eksistensi perpustakaan masjid, pondok pesantren dan perpustakaan pemuda," harapnya.

Kepala Kantor Pusarda Kota Bandung, Hj Noneng Siti Kuraesin menuturkan, perustakaannya memiliki koleksi buku sebanyak 25.482 eksemplar dengan 14.060 judul berbagai disiplin ilmu, dikelola 3 pustakawan. "Ini jauh dari ideal. Karena untuk dapat melayani dengan baik termasuk membina perpustakaan kecamatan dan kelurahan, Pusarda Kota Bandung membutuhkan minimal 18 orang pustakawan. Minimnya tenaga pustakawan ini, disebabkan persyaratan pendidikan minimal D3 dan rendahnya minat menjadi pustakawan," jelasnya.

Hj. Noneng juga menyebutkan, dari 151 kelurahan dan 30 kecamatan yang ada di kota Bandung, baru 78 kelurahan dan 12 kecamatan yang telah memiliki perpustakaan umum. "Kita harapkan akhir 2010, tidak ada lagi kecamatan atau kelurahan di Kota Bandung yang tidak memiliki perpustakaan umum," ujarnya.

Ketua IKAPI Jabar, H Anwarudin menyatakan sangat apresiatif dan siap mendukung program wakaf buku dan akselarasi pengembangan perpustakaan umum secara merata di kecamatan dan kelurahan. Membaca buku dikatakannya akan mencerdaskan manusia, tinggal bagaimana menumbuhkan minat baca masyarakat.

"Banyaknya perpustakaan umum dan banyaknya ketersediaan buku bacaan, belum cukup tanpa minat baca tinggi. Untuk itu perlu upaya berkelanjutan dari pemkot, bagaimana meningkatkan minat baca masyarakat. Ikapi Jabar dengan 185 anggotanya siap membantu," kata Anwarudin.

Kepala Bapussarda Jabar, Dedi Djunaedi mengemukakan, terkait pemberdayaan perpustakaan desa/kelurahan di Jawa Barat, sampai 2008 pihaknya telah memberikan stimulant buku bacaan kepada 2.404 perpustakaan Desa/Kelurahan. Sedangkan di 2009 telah disiapkan bantuan bagi 185 Desa/kelurahan termasuk 3 di Kota Bandung, yaitu Kelurahan Derwati, Garuda dan Cimencrang.

"Kota Bandung hingga 2009, sudah 37 kelurahan yang telah kita fasilitasi dalam bentuk bimbingan teknis SDM pengelolanya dan bantuan masing-masing 600 eksemplar buku bacaan untuk setiap kelurahan. Bantuan stimulant buku ini, di harapkan dapat memberikan pencerahan dan pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat di pedesaan, yang berimplikasi kepada masyarakat yang cerdas, terampil dan mandiri," harapnya. (www.bandung.go.id)

Krisis Hantam Pengamen Jalanan Jakarta

Kapanlagi.com - Gelombang krisis ekonomi global ternyata tidak hanya menghantam bidang industri, tapi juga berdampak pada para pengamen jalanan di Jakarta.

Sejumlah pengamen mengaku bahwa pendapatan mereka belakangan ini anjlok akibat krisis ekonomi global, yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan perusahaan.

Para karyawan perusahaan swasta, yang notabene juga pengguna jasa angkutan kota, biasanya memberi "derma" kepada para pengamen jalanan tersebut, namun kini mereka (karyawan) terpaksa harus mengencangkan "ikat pinggang".

"Benar sekali, belakangan ini pendapatan saya dan teman-teman pengamen lain menurun drastis gara-gara krisis ekonomi global," kata Sulhan, pengamen di bus Tangerang-Jakarta, Senin (2/3).

Seorang pengamen lain, Risti, mengungkapkan nasib serupa ketika dimintai tanggapannya.

"Ya, bagaimana lagi, harus terus mengamen meski pendapatan anjlok. Kata orang sih, hal ini terjadi akibat krisis global, yang berdampak pada penumpang dari para karyawan itu," kata Risti, wanita setengah baya itu sambil menggendong anaknya yang masih bayi.

"Saya sih sudah mengantisipasi ketika mendengar banyak rumor PHK di banyak perusahaan swasta," kata Sulhan.

Penuturan Sulhan dan Risti itu dibenarkan oleh sejumlah penumpang bus, terutama para karyawan berbagai perusahaan swasta, yang bersikap hemat karena terancam PHK akibat krisis global.

"Terus terang, saya biasanya memberi Rp500 kepada setiap pengamen, namun belakangan ini saya harus menghemat karena kemungkinan ada PHK di perusahaan tempat saya mengadu nasib," kata Dina, karyawati di sebuah perusahaan otomotif di Jakarta Pusat.

Gadis berusia 27 tahun itu mengungkapkan bahwa perusahaan otomotif tersebut kemungkinan mem-PHK 3.000 karyawannya di berbagai cabang di Indonesia.

Seorang penumpang bus lain, Rustam, menimpali bahwa rumor mengenai PHK itu kini melanda hampir semua perusahaan yang terkait dengan industri dan perdagangan luar negeri, seperti otomotif, tekstil, bahkan kerajinan tangan.

"Banyak karyawan baik di perusahaan tempat saya kerja maupun berbagai perusahaan lainnya saat ini gelisah akibat kemungkinan PHK tersebut," katanya.

Murni, wanita pengamen yang mengusung radio kaset lagu dangdut di bus kota itu menuturkan bahwa sebelumnya ia memperoleh pendapatan dari mengamen rata-rata Rp130-an ribu setiap hari, namun belakangan ini paling banter hanya Rp50-an ribu.

Grup musik pengamen, yang menamakan diri "Ratu Adil" beranggotakan lima personel, mengatakan mereka kini tidak hanya mengamen di bus kota, tapi juga di restoran-restoran pinggir jalan.

"Kami harus kreatif mencari sesuap nasi, kalau tidak bisa mati kelaparan," ujar Sardi, koordinator grup musik jalanan "Ratu Adil" itu. (kpl/meg)

Penagamen Jalanan

Tadi makan ayam goreng nasi uduk di depan Planet Dago (gak persis di depannya), enak lho! Jelang selesai makan datang gerombolan pengamen anak-anak kecil sebanyak enam orang dengan masing-masing satu instrumen musik, tiga gitar, dua biola dan satu perkusi dari kaleng Pocari Sweat diisi pasir.

Stop beri uang, beri kami kesempatanMenggebrak hadirin yang sedang makan secara medley dengan lagu Bond (satu yang badannya paling tinggi jadi komando dengan biolanya, pengen jadi Haylie Ecker kayaknya), berpindah lagu dengan bridge The Final Countdown Europe ke lagu Sakura Fariz RM sekaligus mereka bernyanyi juga, lalu disambung dengan lagu-lagu lain (nggak inget lagu apa aja) dan diakhiri dengan Cindai Siti Nurhaliza.

Receh skala ribuan saya berikan, padahal sangat jarang saya memberi uang kepada pengamen, mungkin karena mereka mengamen secara serius, bukan sekadar menumpuk tutup Teh Botol atau Coca Cola yang dipaku pada batang kayu sehingga berbunyi kecrek-kecrek, masih asing buat saya anak jalanan bermain biola sebab rasanya sulit mencari instrumen biola secara murah (kalo gitar sih banyak). Saya bisa sedikit bermain gitar dan pernah sekali mencoba menggesek biola, ternyata susah walau hanya untuk membunyikan satu nada secara konstan.

Kalau saya pikirkan kadang saya ini tak punya rasa kasihan, jarang memberi uang kepada pengamen jalanan, apalagi pengamen di lampu merah persimpangan (mengamen di jalan tak ada bedanya dengan mengemis). Saya tak ingin memberi mereka rasa kasihan, sebab rasa kasihan akhir-akhir ini sering menjadi arti lain sebuah ejekan, misalnya ungkapan “kaciaan deh lu” sambil meliuk-liukkan telunjuk dari atas ke bawah di depan muka.

Saya ingin peduli (rasa kasih, bukan rasa kasihan) tapi tak bisa berbuat apa-apa secara langsung kepada mereka, sebab masalah pengamen jalanan adalah porsinya pemerintah kota, bukan porsinya person to person. Tak akan saya pungkiri bahwa kepedulian person to person hanya saya lakukan kepada keluarga, teman dan sahabat, atau rekan kerja.

Akhir November tahun lalu ada kampanye Stop Beri Uang, Beri Kami Kesempatan, saya tidak tahu harus bersikap seperti apa terhadap kampanye tersebut, memberi uang salah tapi tak bisa memberi kesempatan.

School of Rock

Sebelum nge-launch hasil Survey Kebiasaan Weblogger Indonesia (yang sudah lama berlalu itu), bahas film School of Rock dulu yuk! :)

Dari awal liat poster dan trailer film ini, gue udah kepingin banget nonton. Alasan utama adalah karna yg main itu Jack Black, trus terlihatnya bercerita tentang musik dan anak2. Kombinasi yang seru lah ya! Jack Black ini emang dikenal 'gila' banget deh, gue mulai merhatiin sejak dia main di High Fidelity jadi tokoh Barry yang slebor-geboy dan unik ;) lalu jadi tambah kagum sama bakatnya setelah liat klip2 duonya TenaciousD yang ternyata musik mereka bagus betul. Manusia gila berbakat gitu deh kira2 beliau ini.

Ok, cerita filmnya sih biasa lah, dan gampang banget ketebak. Sejujurnya pas liat trailernya ke-berapa kalinya gue sempet pesimis, jangan2 ini filmnya se-simpel trailernya, yang kalo memang begitu... wah, sayang banget deh. Ternyata oh ternyata, keseluruhan film jauh lebih menyenangkan dibanding liat trailernya doang :) Hehe, soalnya kan banyak tuh film2 yang kerennya di trailer doang!
Adalah Dewey Finn (yg dimainin Jack Black), seorang pemusik gagal karena didepak dari grup bandnya. Dan setelah dipaksa bayar sewa apartemen oleh roomatenya, Ned Schneblee (Mike White), dan pacarnya terpaksa dia pura2 ngaku jadi si Ned ketika ada panggilan lewat telepon utk jadi guru pengganti di sebuah SD elite. Ternyata hampir semua murid2 di kelas yang diajar Dewey (yg saat itu mengaku sebagai Mr. S) berbakat musik. Ada yang jago main gitar klasik, piano, dan cello.
Terpikirlah ide dari Mr. S untuk membentuk grup band dan ikut serta kompetisi band rock yang cukup bergengsi di kotanya. Tentunya untuk menarik anak2 ini, mereka diiming2i bahwa apa yan mereka kerjakan itu adalah project sekolah.

Dan karena latar belakang para pemusik ini adalah musik klasik, Mr. S harus memberikan materi tentang musik rock. Bahkan ada adegan ketika dia menerangkan diagram aliran2 musik rock yang ada, jadi misalnya band anu mendapat pengaruh aliran A dan B yang lalu memberikan juga pengaruh pada jenis musik band C. Kewl deh! Lalu untuk ngasih wawasan musiknya, murid2 wajib dengerin CD2 musik band2 legendaris kaya Pink Floyd, Led Zeppelin, The Who, Van Halen, AC/DC dan artis2 sejaman, bahkan band Rush idolanya bapak ini juga disebut2 :)

Bekerja keraslah seluruh kelas untuk bisa jadi pemenang lomba ini, setelah pemilihan anggota band dan penyanyi, murid yg belum kebagian tugas berpartisipasi jadi manager band, security, penata kostum, dekor dan tata lampu dan perlengkapan. Lucu juga sih liat anak2 ini pada sibuk mikirin kostum, nyari nama band, jaga koridor kelas dari kepsek yang lagi ngawasin kelas2, dll.

Dan tentunya banyak masalah dalam persiapan ini, misalnya pertengkaran antara Mr. S dengan murid2nya, ada yang ngadat karna ngga PD, ada anggota band yang dilarang mainin musik Rock di rumahnya, halangan dari para ortu, kepsek dan banyak lagi deh!

Lalu bagaimana akhirnya? bisa ditebak deh... pokonya hepi ending dan bikin perasaan senang, la la la la :) Bahkan saking asiknya, ngga kerasa semua penonton ngeliat sampe selesai credit-title nya lo. Nyadar2, pas lirik lagu yang dinyanyiin sama bandnya itu:
"Filmnya udah abis, kok penonton masih disini juga...!"
Hahahaha.. kocak deh!
Dan kesimpulan yang bisa diambil adalah, musik rock itu bukan sekedar brang-breng-brong rusuh dan mabuk2an, tapi adalah bagaimana memainkan musik dengan bagus di panggung. Begitu... Duh, jadi pengen nonton lagi nih!
:)

Acacia mAngium

Pohon berukuran sedang hingga besar, tinggi dapat mencapai 35 m, batang bergaris tengah 90 cm, kulit batang berwarna coklat keabuan hingga coklat tua. Daun lurus di satu sisi dan melengkung di sisi lain (seperti bulan sabit dengan cekungan dangkal), memiliki 4 (atau 5) urat daun utama yang memanjang. Perbungaan bulir, terdiri dari 5 daun bunga. Buah kering lurus atau melingkar, berkayu.

Acanthus ilicifolius Linn.

Semak besar, tegak atau merambat, tinggi mencapai 1.5 m, jarang bercabang, gundul, dilengkapi dengan akar udara. Daun lonjong, rapat atau terputus, daun gagang melanset, daun gantilan lonjong-melanset. Kelopak bunga membundar telur sungsang-lonjong, bersilia, mahkota membundar telur sungsang, warna biru muda sampai biru terang, tabung mahkota putih.