Rabu, 27 Mei 2009

School of Rock

Sebelum nge-launch hasil Survey Kebiasaan Weblogger Indonesia (yang sudah lama berlalu itu), bahas film School of Rock dulu yuk! :)

Dari awal liat poster dan trailer film ini, gue udah kepingin banget nonton. Alasan utama adalah karna yg main itu Jack Black, trus terlihatnya bercerita tentang musik dan anak2. Kombinasi yang seru lah ya! Jack Black ini emang dikenal 'gila' banget deh, gue mulai merhatiin sejak dia main di High Fidelity jadi tokoh Barry yang slebor-geboy dan unik ;) lalu jadi tambah kagum sama bakatnya setelah liat klip2 duonya TenaciousD yang ternyata musik mereka bagus betul. Manusia gila berbakat gitu deh kira2 beliau ini.

Ok, cerita filmnya sih biasa lah, dan gampang banget ketebak. Sejujurnya pas liat trailernya ke-berapa kalinya gue sempet pesimis, jangan2 ini filmnya se-simpel trailernya, yang kalo memang begitu... wah, sayang banget deh. Ternyata oh ternyata, keseluruhan film jauh lebih menyenangkan dibanding liat trailernya doang :) Hehe, soalnya kan banyak tuh film2 yang kerennya di trailer doang!
Adalah Dewey Finn (yg dimainin Jack Black), seorang pemusik gagal karena didepak dari grup bandnya. Dan setelah dipaksa bayar sewa apartemen oleh roomatenya, Ned Schneblee (Mike White), dan pacarnya terpaksa dia pura2 ngaku jadi si Ned ketika ada panggilan lewat telepon utk jadi guru pengganti di sebuah SD elite. Ternyata hampir semua murid2 di kelas yang diajar Dewey (yg saat itu mengaku sebagai Mr. S) berbakat musik. Ada yang jago main gitar klasik, piano, dan cello.
Terpikirlah ide dari Mr. S untuk membentuk grup band dan ikut serta kompetisi band rock yang cukup bergengsi di kotanya. Tentunya untuk menarik anak2 ini, mereka diiming2i bahwa apa yan mereka kerjakan itu adalah project sekolah.

Dan karena latar belakang para pemusik ini adalah musik klasik, Mr. S harus memberikan materi tentang musik rock. Bahkan ada adegan ketika dia menerangkan diagram aliran2 musik rock yang ada, jadi misalnya band anu mendapat pengaruh aliran A dan B yang lalu memberikan juga pengaruh pada jenis musik band C. Kewl deh! Lalu untuk ngasih wawasan musiknya, murid2 wajib dengerin CD2 musik band2 legendaris kaya Pink Floyd, Led Zeppelin, The Who, Van Halen, AC/DC dan artis2 sejaman, bahkan band Rush idolanya bapak ini juga disebut2 :)

Bekerja keraslah seluruh kelas untuk bisa jadi pemenang lomba ini, setelah pemilihan anggota band dan penyanyi, murid yg belum kebagian tugas berpartisipasi jadi manager band, security, penata kostum, dekor dan tata lampu dan perlengkapan. Lucu juga sih liat anak2 ini pada sibuk mikirin kostum, nyari nama band, jaga koridor kelas dari kepsek yang lagi ngawasin kelas2, dll.

Dan tentunya banyak masalah dalam persiapan ini, misalnya pertengkaran antara Mr. S dengan murid2nya, ada yang ngadat karna ngga PD, ada anggota band yang dilarang mainin musik Rock di rumahnya, halangan dari para ortu, kepsek dan banyak lagi deh!

Lalu bagaimana akhirnya? bisa ditebak deh... pokonya hepi ending dan bikin perasaan senang, la la la la :) Bahkan saking asiknya, ngga kerasa semua penonton ngeliat sampe selesai credit-title nya lo. Nyadar2, pas lirik lagu yang dinyanyiin sama bandnya itu:
"Filmnya udah abis, kok penonton masih disini juga...!"
Hahahaha.. kocak deh!
Dan kesimpulan yang bisa diambil adalah, musik rock itu bukan sekedar brang-breng-brong rusuh dan mabuk2an, tapi adalah bagaimana memainkan musik dengan bagus di panggung. Begitu... Duh, jadi pengen nonton lagi nih!
:)

Tidak ada komentar: